Rabu, 12 Desember 2012

Pendidikan Era Reformasi




Reformasi
Pendidikan di dunia pada masa kini tidak terlepas dari ide-ide dan budaya yang merupakan bahu raksasa sejarah. Hoffecker (1986, hal. 37) berpendapat bahwa pandangan zaman ini hanya berkembang karena upaya dari mereka yang mendahului kita. Jika kita dapat memandang segala sesuatu lebih jelas daripada mereka, itu karena kita duduk di atas pundak raksasa masa lalu. Era reformasi merupakan salah satu zaman yang cukup signifikan bagi pendidikan. Era ini dimulai dari tahun 1500-an sampai 1700-an. Menurut Brown(1990, hal. 145) reformasi merupakan perkembangan dari renaissance utara. Pada masa renaissance, para pelajar mempelajari dan mendalami  bahasa, seperti Yunani dan Ibrani untuk menerjemahkan manuskrip asli Alkitab.
Martin Luther merupakan salah satu tokoh reformasi yang terkenal. “ Luther memprotes praktik korup Gereja Katholik Roma dan pada awalnya berupaya mereformasi gereja, mengembalikan pada otoritas Kitab Suci” (Thomson dan Hicks, 1985, hal. 203). Sebelum zaman reformasi Gereja begitu berkuasa pada saat itu. Gereja mulai tidak sehat lagi dalam menjalankan tugasnya, sehingga memaksa terjadinya reformasi Gereja yang juga memengaruhi aspek-aspek yang lainnya, seperti pendidikan, sosial, dan lain-lain.
“Luther adalah seorang pendidik pertama di dalam sejarah yang menekankan pendidikan wajib universal, terutama karena ia amat menaruh perhatian bahwa semua warga negara harus dapat membaca” (Gangel dan Benson, 1983, hal. 180). Sala satu ide yang sampai sekarang masih kita rasakan dampak dari reformasi adalah pendidikan

Universal. Semua orang dapat bersekolah, tidak memandang status sosial dan juga jenis kelamin. Ide ini menjadi budaya yang menekankan semua orang wajib sekolah.
            Ide Luther yang sangat mempengaruhi dunia hingga sekarang ini dilatarbelakangi era renaissance utara yang telah menemukan mesin percetakan. Pada waktu itu Alkitab juga telah dicetak. Kemudian Luther bersama beberapa teman-temannya menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman. Dia berpikir jika tidak ada yang dapat membaca, maka sia-sia semua yang dilakukan bersama para sahabatnya itu. Menurut Thomson dan Hicks (1985, hal. 207) Alkitab dalam orang dalam kebanyakan bahasa orang kebanyakan tidak ada manfaatnya jika orang-orang itu tidak bisa membacanya. Sehingga dicetuskanlah pendidikan universal.
Kemudian tokoh yang memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan  adalah John Knox. “Sistem pembagian yang terdiri atas sekolah dasar sekolah dasar, sekolah menengah, dan universitas” (Gangel dan Benson, 1983, hal. 147). Ide yang memberikan kontribusi luar biasa pada era reformasi ini masih dapat kita rasakan hingga sekarang. Dapat dilihat dari jenjang pendidikan sekarang terbagi menjadi pendidikan dasar, menengah pertama dan atas, dan universitas.
Pada tahun 1620, tokoh terkenal Francis Bacon merumuskan metode ilmiah. “Ia menekankan observasi yang saksama serta pengumpulan informasi secara sistematis “untuk mengungkapkan rahasia alam”” (Schaeffer, 1976, hal. 132). Oleh karena penemuan ini, segala penelitian dan ilmu pengetahuan hingga saat ini  menggunakan metode ilmiah yang telah dirumuskan oleh Bacon. Bacon juga menekankan bahwa “Kerangkan acuan yang ditemukan dalam Kitab Suci bersifat mendasar terhadap pemahaman ilmu pengetahuan” (Gangel dan Benson, 1983, hal. 190). Hal ini berarti segala ilmu pengetahuan harus dikembalikan kepada Alkitab, yaitu sebagai dasar segala pengetahuan. “Tanpa Alkitab manusia tidak akan sampai pada kebenaran mendasar yang menjadi dasar ilmu pengetahuan modern” (Thompson dan Hicks, 1985, hal.232).
Pedagogi pada era ini kemungkinan besar adalah hanya dengan metode ceramah yang berfokus pada pengajar. Hal ini desebabkan karena pada zaman reformasi baru terjadi revolusi ilmu pengetahuan. Pada saat itu belum banyak referensi dan teknologi seperti sekarang yang memudahkan orang mendapatkan informasi. Para penemu merupakan satu-satunya sumber informasi. Orang-orang pada saat itu otomatis percaya semua informasi yang mereka terima.
Dapat disimpulkan bahwa kehidupan selalu dipengaruhi oleh masa lalu atau sejarah karena sejarahlah yang membentuk masa depan. Dengan mengetahui dan mempelajari sejarah, masa depan umat manusia akan menjadi lebih baik. Segala sesuatu harus dikembalikan kepada Alkitab sebagai dasar yang mutlak dan sumber segala ilmu pengetahuan. Dengan menguasai alam seperti terdapat dalam kejadian 1:28, manusia mengendalikan alam untuk kebaikan manusia, sehingga manusia memuliakan Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar