Reformasi
Pendidikan di dunia pada masa kini tidak terlepas dari
ide-ide dan budaya yang merupakan bahu raksasa sejarah. Hoffecker (1986, hal.
37) berpendapat bahwa pandangan zaman ini hanya berkembang karena upaya dari
mereka yang mendahului kita. Jika kita dapat memandang segala sesuatu lebih
jelas daripada mereka, itu karena kita duduk di atas pundak raksasa masa lalu.
Era reformasi merupakan salah satu zaman yang cukup signifikan bagi pendidikan.
Era ini dimulai dari tahun 1500-an sampai 1700-an. Menurut Brown(1990, hal.
145) reformasi merupakan perkembangan dari renaissance utara. Pada masa
renaissance, para pelajar mempelajari dan mendalami bahasa, seperti
Yunani dan Ibrani untuk menerjemahkan manuskrip asli Alkitab.
Martin Luther merupakan salah satu tokoh reformasi yang
terkenal. “ Luther memprotes praktik korup Gereja Katholik Roma dan pada
awalnya berupaya mereformasi gereja, mengembalikan pada otoritas Kitab Suci”
(Thomson dan Hicks, 1985, hal. 203). Sebelum zaman reformasi Gereja begitu
berkuasa pada saat itu. Gereja mulai tidak sehat lagi dalam menjalankan
tugasnya, sehingga memaksa terjadinya reformasi Gereja yang juga memengaruhi
aspek-aspek yang lainnya, seperti pendidikan, sosial, dan lain-lain.
“Luther adalah seorang pendidik pertama di dalam sejarah
yang menekankan pendidikan wajib universal, terutama karena ia amat menaruh
perhatian bahwa semua warga negara harus dapat membaca” (Gangel dan Benson,
1983, hal. 180). Sala satu ide yang sampai sekarang masih kita rasakan dampak
dari reformasi adalah pendidikan
Universal.
Semua orang dapat bersekolah, tidak memandang status sosial dan juga jenis
kelamin. Ide ini menjadi budaya yang menekankan semua orang wajib sekolah.
Ide Luther yang sangat mempengaruhi dunia hingga sekarang ini dilatarbelakangi
era renaissance utara yang telah menemukan mesin percetakan. Pada waktu itu
Alkitab juga telah dicetak. Kemudian Luther bersama beberapa teman-temannya
menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman. Dia berpikir jika tidak ada yang
dapat membaca, maka sia-sia semua yang dilakukan bersama para sahabatnya itu.
Menurut Thomson dan Hicks (1985, hal. 207) Alkitab dalam orang dalam kebanyakan
bahasa orang kebanyakan tidak ada manfaatnya jika orang-orang itu tidak bisa
membacanya. Sehingga dicetuskanlah pendidikan universal.
Kemudian tokoh yang memberikan kontribusi dalam bidang
pendidikan adalah John Knox. “Sistem pembagian yang terdiri atas sekolah
dasar sekolah dasar, sekolah menengah, dan universitas” (Gangel dan Benson,
1983, hal. 147). Ide yang memberikan kontribusi luar biasa pada era reformasi
ini masih dapat kita rasakan hingga sekarang. Dapat dilihat dari jenjang
pendidikan sekarang terbagi menjadi pendidikan dasar, menengah pertama dan
atas, dan universitas.
Pada tahun 1620, tokoh terkenal Francis Bacon merumuskan
metode ilmiah. “Ia menekankan observasi yang saksama serta pengumpulan
informasi secara sistematis “untuk mengungkapkan rahasia alam”” (Schaeffer,
1976, hal. 132). Oleh karena penemuan ini, segala penelitian dan ilmu
pengetahuan hingga saat ini menggunakan metode ilmiah yang telah
dirumuskan oleh Bacon. Bacon juga menekankan bahwa “Kerangkan acuan yang ditemukan
dalam Kitab Suci bersifat mendasar terhadap pemahaman ilmu pengetahuan” (Gangel
dan Benson, 1983, hal. 190). Hal ini berarti segala ilmu pengetahuan harus
dikembalikan kepada Alkitab, yaitu sebagai dasar segala pengetahuan. “Tanpa
Alkitab manusia tidak akan sampai pada kebenaran mendasar yang menjadi dasar
ilmu pengetahuan modern” (Thompson dan Hicks, 1985, hal.232).
Pedagogi pada era ini kemungkinan besar adalah hanya dengan
metode ceramah yang berfokus pada pengajar. Hal ini desebabkan karena pada
zaman reformasi baru terjadi revolusi ilmu pengetahuan. Pada saat itu belum
banyak referensi dan teknologi seperti sekarang yang memudahkan orang
mendapatkan informasi. Para penemu merupakan satu-satunya sumber informasi.
Orang-orang pada saat itu otomatis percaya semua informasi yang mereka terima.
Dapat disimpulkan bahwa kehidupan selalu dipengaruhi oleh
masa lalu atau sejarah karena sejarahlah yang membentuk masa depan. Dengan
mengetahui dan mempelajari sejarah, masa depan umat manusia akan menjadi lebih
baik. Segala sesuatu harus dikembalikan kepada Alkitab sebagai dasar yang
mutlak dan sumber segala ilmu pengetahuan. Dengan menguasai alam seperti
terdapat dalam kejadian 1:28, manusia mengendalikan alam untuk kebaikan
manusia, sehingga manusia memuliakan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar